Platform perdagangan aset kripto Indonesia, Triv, resmi menerima investasi strategis dari MEXC Ventures dengan valuasi mencapai US$200 juta (sekitar Rp3,2 triliun). Pendanaan ini menjadi tonggak penting bagi Triv dalam upayanya memperluas layanan dan memperkuat posisinya di pasar kripto Asia Tenggara.

Didirikan pada 2015, Triv merupakan salah satu pemain tertua di industri kripto Indonesia dengan lebih dari 3 juta pengguna terdaftar. Triv telah mengantongi lisensi perdagangan spot, staking, dan futures, serta berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Founde & CEO Triv Gabriel Rey, menyebut kemitraan ini bukan sekadar dukungan modal, tetapi juga strategi jangka panjang. “Dukungan ini akan memperkuat kemampuan kami untuk memperluas penawaran koin, meningkatkan likuiditas, dan menghadirkan produk inovatif bagi pengguna,” ujarnya. Triv juga akan mengembangkan unit medianya, CryptoWave Media, untuk memperluas edukasi kripto di Indonesia.

MEXC Ventures, sebagai lengan investasi dari bursa global MEXC, memandang Indonesia sebagai pasar aset digital yang dinamis dan potensial di kawasan Asia Tenggara. “Triv telah membangun reputasi kuat dalam hal kepatuhan, keamanan, dan kepercayaan pengguna,” kata Leo Zhao, Investment Director MEXC Ventures.

Investasi ini diumumkan bersamaan dengan diberlakukannya aturan pajak kripto baru di Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Di bawah aturan tersebut, transaksi kripto melalui platform lokal dikenai pajak sebesar 0,21%, dua kali lipat dari sebelumnya. Sementara itu, transaksi di platform luar negeri dikenai pajak hingga 1%. Selain itu, VAT atas pembelian kripto telah dihapus, namun aktivitas mining kini dikenakan VAT sebesar 2,2%.

Langkah pendanaan ini menegaskan ambisi Triv untuk menjadi penggerak utama dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri kripto di Asia Tenggara. Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten