Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) resmi mengumumkan investasi terbarunya ke Arconesia, sebuah perusahaan rintisan agri-teknologi yang fokus pada pertanian cerdas iklim. Investasi ini dilakukan melalui Program WiraUsaha dengan dukungan dari Koalisi Ekonomi Membumi (KEM). Hal ini seperti disampaikan Managing Director ANGIN dalam Linkedin pribadinya.
Lewat program yang sama, ANGIN juga berinvestasi ke startup bioteknologi kelautan Collabit.
Arconesia hadir sebagai solusi atas dua tantangan besar dalam industri kelapa sawit Indonesia, yaitu degradasi lingkungan dan tekanan ekonomi terhadap petani kecil. Data menunjukkan bahwa sepanjang 2023, sekitar 11.000 hektare lahan gambut dibuka untuk perkebunan sawit, meningkat 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, sekitar 40% dari total 16 juta hektare kebun sawit dikelola oleh petani kecil, yang kerap mengalami kehilangan penghasilan selama masa replanting yang dapat berlangsung 3 hingga 5 tahun.
Mereka menawarkan pendekatan intercropping atau tumpang sari dengan menanam semangka di antara tanaman sawit selama masa replanting. Inovasi ini memberikan sejumlah manfaat, antara lain: Pendapatan tambahan bagi petani saat tanaman sawit belum menghasilkan Peningkatan kesehatan tanah melalui tanaman penutup organik Peluang kerja bagi perempuan di pedesaan Penggunaan lahan yang lebih efisien untuk mencegah deforestasi Penurunan biaya replanting karena semangka membantu menekan gulma Onboarding digital untuk mempercepat akses ke pembiayaan, pelatihan, dan pasar
Dengan menjalin kemitraan bersama pemilik lahan dan petani kecil, Arconesia menyediakan dukungan menyeluruh mulai dari penyediaan input, pelatihan agronomis, hingga akses pasar berbasis kontrak.
Managing Director ANGIN, David Soukhasing, menyatakan bahwa investasi ini sejalan dengan misi ANGIN dalam mendukung inovasi yang menyentuh akar persoalan sistemik. “Arconesia tampil menonjol karena pendekatannya yang praktis dan inklusif dalam mengubah lanskap sawit. Ini adalah bentuk inovasi yang berakar pada konteks lokal dan dapat diperluas skalanya,” ujarnya.
Arconesia saat ini juga membuka peluang bagi pihak eksternal untuk turut mendukung pengembangan program, antara lain: Mitra finansial, melalui skema pembiayaan berbasis dampak untuk mendukung modal kerja petani Mitra hibah, guna memperluas program petani muda dan pemberdayaan perempuan serta pengembangan platform digital Dukungan strategis, untuk memperkuat narasi investasi dan kerangka pengukuran dampak Kemitraan kelembagaan, seperti Bappenas dan Kementerian Pertanian, untuk integrasi model intercropping ke dalam strategi nasional transformasi sawit
Dengan pendekatan ini, Arconesia diharapkan mampu menjadi penggerak utama dalam transformasi sektor kelapa sawit Indonesia menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten