Remind, startup pengelolaan limbah elektronik (e-waste) bermarkas di Banten, berhasil mengamankan pendanaan sebesar US$1,3 juta (sekitar Rp21 miliar) untuk meningkatkan kapasitas daur ulangnya. Pendanaan ini dipimpin oleh Bali Investment Club dan Beenext, dengan partisipasi dari Spiral Ventures.
Didirikan pada 2020, Remind mengumpulkan perangkat elektronik bekas dari produsen dan organisasi, lalu membongkarnya untuk mengekstraksi logam berharga seperti emas, tembaga, dan perak. Sejak mulai beroperasi pada September 2023, perusahaan mengklaim telah mengolah hampir 3.500 ton e-waste—setara dengan pengurangan emisi karbon dioksida sebanyak 5.600 ton.
Founder & CEO Remind, Dzikri Soefihara, menyatakan bahwa dana segar ini akan digunakan untuk membangun fasilitas pemisahan guna meningkatkan tingkat pemulihan material, yakni persentase bahan berguna yang berhasil diekstraksi dari limbah elektronik. Saat ini, sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari penjualan logam hasil daur ulang tersebut.
“Pendekatan inovatif Remind dalam daur ulang e-waste membuat mereka siap mendisrupsi industri,” kata Nicolo Castiglione, Managing Partner Bali Investment Club. “Fokus mereka pada keberlanjutan dan efisiensi operasional akan menciptakan dampak besar di Indonesia dan kawasan sekitarnya.”
Remind tengah memanfaatkan potensi besar e-waste di Indonesia, yang diperkirakan mencapai 1,9 juta metrik ton pada 2022. Berdasarkan laporan PBB, angka ini menjadikan Indonesia sebagai produsen e-waste terbesar keempat di Asia. Namun, hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut yang diproses secara formal.
Menargetkan pengelolaan lebih dari 6.000 ton e-waste pada akhir 2025, Remind berencana untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi lebih dari 90.000 ton pada 2030. Mereka juga akan memperluas bisnisnya ke hilir dengan membangun fasilitas pemurnian logam menggunakan metode hidrometalurgi dan pirometalurgi, untuk memposisikan diri sebagai smelter lokal.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Remind berencana kembali menggalang dana dalam tiga tahun mendatang. Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten