Kozystay resmi mengumumkan akuisisi BaliSuperHost, perusahaan manajemen vila premium terbesar di Bali. Langkah ini menjadikan Kozystay sebagai grup manajemen sewa jangka pendek berbasis teknologi terbesar di Indonesia dengan lebih dari 1.000 properti yang dikelola, meliputi apartemen, vila, dan aparthotel.
Akuisisi ini dilakukan tidak lama setelah Kozystay menutup putaran pendanaan Seri A yang dipimpin Integra Partners dengan partisipasi Cercano Management dan Intudo. Dana segar akan difokuskan untuk mempercepat ekspansi dan penguatan operasional perusahaan manajemen sewa jangka pendek berbasis teknologi tersebut.
Sinergi Kozystay dan BaliSuperHost
Dengan bergabungnya BaliSuperHost, Kozystay memperkuat posisinya di Bali yang merupakan salah satu pasar sewa jangka pendek terbesar di dunia, sekaligus melengkapi kepemimpinannya di Jakarta dan Bandung. Kozystay akan bermitra dengan para pendiri BaliSuperHost untuk menghadirkan pengalaman menginap modern yang menggabungkan teknologi dengan standar layanan tinggi. BaliSuperHost sendiri telah mengelola lebih dari 400 vila, melayani 600 ribu tamu, menerima 20 ribu ulasan positif, serta didukung lebih dari 1.200 karyawan.
CEO dan Co-founder Kozystay, Dane Putranto, menyebut akuisisi ini bukan sekadar memperluas portofolio, tetapi juga menciptakan sinergi. Teknologi Kozystay akan dipadukan dengan keunggulan operasional BaliSuperHost untuk meningkatkan efisiensi, pengalaman tamu, dan imbal hasil bagi pemilik properti. Hal ini sejalan dengan visi Kozystay untuk merevolusi industri akomodasi alternatif di Indonesia.
Ekspansi dan Target 2025
Sejalan dengan akuisisi dan pendanaan baru, Kozystay menargetkan ekspansi ke kota-kota strategis lain seperti Bogor, Surabaya, dan Lombok. Perusahaan juga berencana memperkuat kemitraan dengan pengembang untuk membangun aparthotel dan vila berbasis teknologi. Hingga akhir 2025, Kozystay menargetkan profitabilitas dengan strategi asset-light yang memungkinkan ekspansi cepat dan efisien.
Investor menilai langkah Kozystay strategis untuk menangkap peluang pasar yang besar, di mana terdapat ratusan ribu apartemen dan industri vila yang terus berkembang di Indonesia. Pergeseran perilaku perjalanan akibat remote work, masa inap lebih lama, dan kebutuhan gaya hidup fleksibel, diyakini akan mendorong pertumbuhan permintaan akomodasi alternatif. Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten