Platform OTT lokal Vidio dikabarkan telah mencapai valuasi lebih dari US$1 miliar. Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternatives.pe, sejauh ini Vidio telah membukukan pendanaan ekuitas hampir $200 juta.
Ini termasuk pendanaan tambahan terbaru dari anak usaha Sinar Mas senilai hampir US$2 juta setelah sebelumnya –melalui unit milik DSSA–konglomerasi tersebut sudah berinvestasi ke Vidio senilai US$25 juta sejak 2022 lalu.
Adapun shareholder lainnya termasuk Affinity Equity Partners yang telah memberikan pendanaan US$150 juta di tahun 2021 lalu.
Dari data terkini yang kami dapatkan, saat ini terdapat 3 pemegang saham utama Vidio, meliputi: PT Surya Citra Media Tbk (79,44%), Affinity Equity Partners (15,89%), dan PT DSST Video Gemilang (2,68%).
Terkait kabar ini, kami sudah mencoba menghubungi pihak Vidio, namun sampai berita ini terbit mereka enggan memberikan komentar lebih lanjut.
Vidio sendiri bukan satu-satunya “corporate startup” yang berhasil mencapai tonggak ini. Sebelumnya sejumlah platform digital juga telah mencapai valuasi lebih dari US$1 juta, seperti OVO (Lippo Group), Dana (Emtek), dan Blibli (Djarum Group).
Performa mentereng berkat tayangan premium
Hingga awal tahun ini Vidio kembali menegaskan dominasinya sebagai platform streaming OTT terpopuler di Indonesia. Berdasarkan laporan AMPD SEA Premium VOD Landscape edisi Februari 2025 dari Media Partners Asia (MPA), Vidio mencatatkan 4,7 juta pelanggan berbayar per Desember 2024—menjadikannya platform OTT dengan jumlah pelanggan terbesar di tanah air.
Keberhasilan ini didorong oleh strategi konten yang kuat, termasuk siaran eksklusif berbagai ajang olahraga seperti BRI Liga 1, Premier League, dan Paris Olympic 2024, serta produksi Vidio Original Series (VOS) yang semakin diminati.
Data jumlah pelanggan berbayar platform OTT di Indonesia / MPA
MPA mencatat, Vidio berhasil menambah sekitar 800.000 pelanggan baru sepanjang 2024, dengan kontribusi signifikan dari serial lokal dan penetrasi yang meluas hingga ke luar kota besar.