Huawei Cloud melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam kapasitas komputasi yang mereka miliki, yang sekaligus menyatakan bahwa perusahaan kini tengah berusaha untuk melakukan ekspansi pesat demi memenuhi permintaan AI yang kian meningkat di Tiongkok.
Melansir Gizmochina, dalam pameran industri Big Data International di Tionkok, yang diadakan tanggal 28 Agustus 2025 di Guiyang, CEO Zhang Ping’an mengatakan bahwa daya komputasi perusahaan secara keseluruhan meningkat 250% dibandingkan tahun lalu. Jumlah pelanggan yang menggunakan layanan Ascend AI Cloud juga meningkat dari 321 menjadi 1.714, menurut data yang dikutip dari IT Home.
Untuk memenuhi permintaan akan komputasi AI ini, perusahaan tengah membangun yang mereka sebut sebagai “black soil of computing power” nasional, dengan pusat akan berlokasi di Gui’an, Ulanqab, Horqin, dan Wuhu. Untuk lokasi di Gui’an, akan menjalankan supernode CloudMatrix 384, yang menghubungkan 384 NPU Ascend dengan 192 CPU Kunpeng. Huawei sendiri mengklaim bahwa sistem ini mampu menghasilkan 300 PFlops dan melatih lebih dari 1.300 model berskala besar secara bersamaan. Melalui 432 supernode, jaringan ini akan membentuk cluster AI dengan 160.000 kartu yang mampu beroperasi tanpa insiden besar selama lebih dari 2 tahun.
Huawei menyebutkan bahwa hub yang berlokasi di Gui’an dan Ulanqab sudah mendukung lebih dari 1.000 aplikasi berbasis AI harian di sektor keuangan. Supernode Wuhu yang diluncurkan bulan April lalu, dirancang untuk memperluas layanan kepada pelanggan global dan mendukung inisiatif East-West Computing di Tiongkok.
Ekspansi yang dilakukan oleh Huawei ini sekaligus menyoroti upaya perusahaan untuk bisa menjadi pemain serius dalam infrastruktur AI. Walau penyedia cloud asal Amerika seperti AWS, Microsoft, dan Google masih menjadi perusahaan dominan di industri ini, Huawei hendak menunjukkan bahwa perusahaan asal Tiongkok tersebut juga mampu memberikan layanan terbaik dan memperkuat posisinya di pasar Tiongkok maupun internasional.