Kurang lebih hampir satu tahun sejak generasi sebelumnya dirilis, Xiaomi Indonesia akhirnya merilis Redmi 15C sebagai opsi smartphone sejutaan rupiah terbarunya. Tampil sangat berbeda, pilihan baru satu ini tawarkan fitur-fitur yang serba lega. Cocok untuk para konsumen yang mencari sebuah perangkat andalan untuk menemani keseharian.
Layar lebih besar, opsi memori lega, baterai juga jauh lebih besar. Ketiga tiga keunggulan tersebut bisa dihadirkan lewat sebuah perangkat kelas entri, tentu bakal terasa memikat. Selebihnya, Redmi 15C masih punya cukup banyak kesamaan dengan versi lama. Tak bisa dibilang jelek juga, karena memang sudah tergolong baik di segmennya—sebut saja penggunaan cip Helio dari MediaTek.
Dengan opsi smartphone Rp1 jutaan yang terus bertambah setiap waktu, apakah opsi terbaru Xiaomi kali ini siap bersaing untuk satu tahun ke depan? Berikut review Redmi 15C selengkapnya.
Desain
Berubah total, namun ke arah yang lebih tepat. Secara subyektif, menurut saya desain generasi sebelumnya seperti ingin menyasar desain smartphone premium yang unggulkan kemampuan kamera. Sementara desain Redmi 15C dibuat lebih stylish dan lebih pas untuk anak muda, dengan modul kamera yang dibuat tak begitu menonjol, tapi tetap terlihat modern.
Lekukan pada sudut modul kamera hingga empat tepian belakangnya juga memberikan kesan lebih nyaman dalam genggaman, dan memang dimensinya sedikit lebih tipis, hanya 7,99mm. Padahal, kapasitas baterai Redmi 15C jauh lebih lega. Namun bobotnya pun tetap masih terjaga di 205 gram—mungkin juga berkat penggunaan material plastik di sisi samping dan belakang.
Opsi warna Mint Green tampilkan warna hijau terang yang tak begitu mencolok, dengan intensitas warna bisa sedikit berubah tergantung pencahayaan di sekitar. Bodi belakangnya terasa seperti menggunakan permukaan matte, sementara modul kameranya dibuat glossy untuk sedikit berikan efek kontras. Tanpa case, warna cerah ini bisa sembunyikan bekas sidik jari. Sehingga selalu terlihat bersih dan fresh.
Untuk segmen smartphone sejutaan rupiah, bodi Redmi 15C terasa cukup solid dan jauh dari kata ringkih. Sementara untuk proteksi penggunaan, selain adanya soft case bawaan, Redmi 15C juga sudah membawa sertifikasi IP64 tahan debu dan cipratan air. Tidak hanya itu, layarnya juga sudah mendukung Wet Touch Technology generasi kedua, sehingga masih aman menerima respons sentuhan dari jari yang basah sekalipun. Lebih aman untuk penggunaan luar ruangan.
Layar
Sedikit meluas dibandingkan generasi sebelumnya, layar Redmi 15C kini mencapai 6,9 inci. Ya, setara iPhone 16 Pro Max dan Galaxy S25 Ultra! Hadir dalam bodi yang masih relatif sama ukurannya dengan generasi sebelumnya, spesifikasi panelnya juga terbilang masih sama. Punya resolusi HD+, mendukung refresh rate maksimum 120Hz, dan pakai waterdrop notch untuk sematkan sensor 8MP.
Tingkat kecerahan layarnya disebut bisa sampai 810 nits maksimum, sehingga masih tergolong aman digunakan di luar ruangan. Touch sampling rate hingga 240Hz memastikan input sentuh terasa cukup responsif, sementara tiga solusi khusus dari TUV Rheinland juga mengamankan pandangan mata dari efek flickering maupun emisi cahaya biru berlebih—lengkap dengan sertifikasi “circadian friendly” yang umumnya hadir di smartphone atau tablet kelas menengah-premium.
Dimensi layar Redmi 15C yang sangat lega, membuatnya cocok untuk konsumsi media dan hiburan. Dan tentunya, cocok bagi orang tua, di mana mereka umumnya membutuhkan ukuran font yang lebih besar. Karena dimensi layar lega, teks yang bisa dimuat lebih banyak. Sehingga tidak banyak teks yang terpotong atau mengharuskan mereka untuk menggulirkan (scroll) layar terlalu sering.
Xiaomi tidak sebutkan proteksi khusus pada permukaan kaca depan Redmi 15C, namun setidaknya ada lapisan pelindung layar yang sudah terpasang dari pabrikan. Untuk opsi penguncian layar, selain face unlock memanfaatkan kamera depan, juga hadir sensor fingerprint yang terintegrasi bersama tombol power. Menariknya, juga bisa berfungsi untuk akses pintasan seperti menyalakan lampu senter.
Kamera
Dalam modul yang dibuat lebih kompak dan sleek, terdapat setup kamera yang masih identik dengan generasi sebelumnya—setidaknya secara besaran resolusi. Ya, kamera Redmi 15C diperkuat sensor 50MP f/1.8, dipasangkan bersama sensor QVGA yang saya duga berfungsi sebagai depth sensor. Mode HDR sudah bisa aktif otomatis, ada mode malam, dan kini punya film frame alias opsi watermark yang lebih modern.
Memang belum ada mode pro atau manual khusus, tetapi setidaknya mode ekstra lain seperti portrait dan resolusi penuh 50MP masih ada—bahkan opsi untuk mengubah suara rana (shutter) dan aksen pada menu kameranya. Untuk kelas kamera smartphone Rp1 jutaan, Redmi 15C bisa berikan hasil foto yang tergolong socmed-ready.
Saturasinya pas (meski terkadang agak sedikit hangat atau kemerahan), dengan dynamic range yang juga efektif seimbangkan skenario eksposur lebih menantang. Bahkan 2x zoom masih bisa kamu manfaatkan untuk memperbesar obyek, asalkan kondisi pencahayaan melimpah dan tangan kamu tidak goyang atau bergetar—hal yang sama juga perlu kamu terapkan ketika mengambil swafoto menggunakan kamera depan dalam kondisi malam hari.
Selebihnya, hasil foto Redmi 15C tergolong memuaskan di kelasnya, cocok untuk abadikan berbagai momen sehari-hari. Hasil foto lengkap dari kamera Redmi 15C, bisa kamu akses lewat album berikut ini ya.
Baik kamera belakang maupun kamera depan Redmi 15C, sama-sama bisa merekam video hingga resolusi 1080p 30fps. Secara visual sudah oke untuk rekam beberapa momen harian. Namun pastikan untuk tidak bergerak banyak karena belum ada stabilisasi khusus. Dan jangan menutup mikrofon yang berada di bawah, karena memang hanya ada satu di smartphone ini.
Fitur
Xiaomi Redmi 15C hadir membawa tampilan antarmuka HyperOS 2 berbasis Android 15. “Ada nya nggak nih?” Ada, terutama dari beberapa aplikasi bawaan seperti manajer file dan GetApps. Jadi kalau mau nya nggak muncul, bisa pakai manajer file punya Google, dan matikan notifikasi dari beberapa aplikasi bawaan yang muncul. Untuk bloatware-nya sendiri, juga cukup banyak, terhitung bisa kurang lebih 20.
Tapi tenang, banyak kok yang bisa di-uninstall. Opsi personalisasi layar kunci sudah setara dengan flagship Xiaomi lainnya, sementara fitur ekstra seperti mode satu tangan, app lock, hingga dual apps juga hadir. NFC juga sudah ada, tapi sayangnya tidak ada sensor inframerah seperti pada seri Redmi lainnya.
Speaker pada Redmi 15C hanya ada satu, terletak di sisi bawah. Kualitasnya biasa saja, detail masih kurang, tapi sudah sangat cukup untuk sekadar mendengarkan podcast dan bisa sangat lantang lewat mode volume 200%, bahkan melebihi beberapa smartphone dengan speaker stereo (meski bakal muncul distorsi). Untuk slot kartu, sudah triple slot, sehingga bisa sematkan dua kartu SIM dan kartu microSD sekaligus.
Yang agak sedikit saya sayangkan, dengan layarnya yang sangat luas, Xiaomi tidak memberikan opsi untuk jalankan dua aplikasi sekaligus alias split screen pada Redmi 15C. Mungkin agar memastikan performa tetap lancar, namun akan lebih menarik bila opsinya tetap ada. Untuk akses dua aplikasi seperti catatan dan kalender sekaligus, misalnya.
Performa
Masih sama seperti generasi sebelumnya, Xiaomi Redmi 15C diperkuat oleh cip Helio G81-Ultra dari MediaTek, di mana embel-embel “Ultra” menandakan adanya optimasi khusus dari kedua pihak. Cip tersebut dipasangkan bersama RAM hingga 8GB (plus ekstensi RAM maksimum 8GB), dan penyimpanan internal hingga 256GB berjenis eMMC.
Ya, kapasitas penyimpanannya terbilang cukup besar di segmennya, sementara untuk nilai total RAM, bisa dianggap sebagai ekstra saja. Overall, performa Redmi 15C memang sesuai dalam segmennya. Ketika Gizmo friends butuh akses beragam aplikasi sekaligus, memang harus menunggu 1-2 detik untuk masing-masing aplikasi bisa berfungsi normal dan lancar. Selebihnya, masih oke kok, tidak ada lag yang begitu mengganggu.
Dalam beberapa elemen UI memang tidak bisa konsisten mulus 120Hz, tapi setidaknya masih lebih banyak momen yang bisa berjalan mulus, tidak begitu patah-patah. Kalau buat main game, tentu ekspektasi harus tepat. Beberapa judul game populer dengan visual berat pasti belum nyaman. Tetapi untuk game seperti Mobile Legends, dengan skenario kasual tanpa set grafis tertinggi, masih aman kok.
Baterai
Salah satu daya tarik lain yang ditawarkan Xiaomi lewat opsi entry-level terbarunya, adalah kapasitas baterai yang dibuat semakin lega. Berkat peningkatan pada densitas energi dan efisiensi hardware, baterai Redmi 15C kini mencapai 6,000 mAh. Diklaim sanggup memutar video hingga 22 jam nonstop.
Bagaimana dengan skenario penggunaan aslinya? Selama saya mengulas Redmi 15C, memang hanya perlu mengisi daya kurang lebih dua hari sekali, bahkan bisa sampai tiga hari bila memang sedang menjadi smartphone sekunder yang tidak begitu sering digunakan. Ya, smartphone ini juga cocok untuk kebutuhan tersebut—dipasangkan dengan smartphone atau flagship lainnya, misalnya. Tak perlu sering isi daya, dan baterai tetap akan tersisa banyak dalam posisi standby.
Kecepatan pengisi dayanya memang bukan yang paling kencang dalam satuan watt, namun masih tergolong cepat—dalam waktu 30 menit, sudah bisa mencapai 50%, alias sudah cukup untuk penggunaan seharian penuh. Sementara untuk isi daya sampai penuh, perlu waktu sampai kurang lebih 90 menit.
Xiaomi juga sertakan adaptor charger 33W langsung ke dalam paket penjualannya. Benefit baterai sebesar ini, tentu saja akan bertambah ketika bisa digunakan sebagai “power bank”. Dan berkat dukungan reverse charging, kamu bisa sambungkan smartphone lain lewat port USB-C untuk menerima daya dari Redmi 15C.
Kesimpulan
Xiaomi bisa menawarkan fitur komplit termasuk baterai dan layar yang sangat lega lewat Redmi 15C, dibalut dalam desain yang semakin stylish dengan opsi warna beragam, pas untuk menjadi pilihan anak muda atau mereka yang membutuhkan smartphone pertama, sampai untuk kebutuhan perangkat sekunder.
Xiaomi Redmi 15C juga sangat pas untuk orang tua, berkat layarnya yang lega, opsi memori besar, hingga speaker lantang. Hanya saja, pastikan kamu telah menghapus bloatware dan mematikan notifikasi-notifikasi aplikasi bawaan, agar tidak mengganggu selama pemakaian.