Wagely, platform akses gaji (earned wage access/EWA) berbasis di Jakarta dan Dhaka, mengklaim telah mencapai profitabilitas setelah menyalurkan lebih dari US$120 juta sejak peluncuran. Secara kumulatif, perusahaan memproses lebih dari 3,5 juta transaksi dengan tingkat kerugian di bawah 0,5%, ditopang integrasi langsung dengan sistem penggajian yang meminimalkan risiko kredit karena penarikan hanya atas gaji yang sudah diperoleh.
Jaringan Wagely kini mencakup lebih dari 200 pemberi kerja di Indonesia seperti Adira Finance, British American Tobacco, dan OCS dengan cakupan lebih dari 1 juta pekerja yang dapat mengakses sebagian gaji sebelum tanggal pembayaran. Dengan menempatkan EWA sebagai manfaat karyawan alih-alih produk pinjaman, Wagely membangun arus pendapatan berulang dan kemitraan jangka panjang dengan perusahaan.
Selain layanan inti, Wagely menambah fitur pengelolaan anggaran dan tabungan untuk memperkuat perannya sebagai solusi kesejahteraan finansial. Perusahaan juga membidik pertumbuhan di Bangladesh, pasar dengan tingkat stres finansial karyawan yang tinggi.
Di tingkat industri, momentum Wagely hadir di tengah konsolidasi EWA, misalnya akuisisi penuh GajiGesa oleh Kredivo Group, yang menegaskan kelayakan ekonomi model ini. Sejumlah riset menunjukkan 73% karyawan yang mengalami stres finansial cenderung mempertimbangkan employer dengan manfaat kesejahteraan finansial, sementara 46% pekerja memprioritaskan peluang kerja yang menyediakan EWA.
Wagely mengumumkan pendanaan US$23 juta pada Maret 2024 lalu yang terdiri dari ekuitas dan utang. Capria Ventures memimpin pendanaan ekuitas, sementara pendanaan utang berasal dari perusahaan swasta terkemuka (tidak disebutkan). Dana segar difokuskan untuk memperluas pemberdayaan pekerja di Indonesia dan Bangladesh melalui solusi finansial yang relevan. Capria menilai Wagely berpeluang menerapkan generative AI untuk otomasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan berbahasa lokal guna membantu pengambilan keputusan finansial pekerja.
Wagely beroperasi di Indonesia dan Bangladesh—sekitar 75% dari 195 juta pekerja di kedua negara menghadapi tantangan finansial dan bergantung pada gaji bulanan. Produk Wagely bersifat opsional sebagai manfaat karyawan, dilengkapi fitur pelacakan gaji dan literasi finansial. Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten