Jakarta, Gizmologi – NVIDIA meluncurkan Jetson AGX Thor yang merupakan sebuah modul komputasi terbaru yang disebut sebagai “superkomputer untuk robotika.” Produk ini tidak hanya ditujukan untuk penelitian, tetapi juga siap digunakan secara komersial oleh perusahaan yang ingin mempercepat adopsi robot cerdas di berbagai sektor.
Perkembangan AI tidak hanya berfokus pada ranah digital seperti teks, gambar, atau suara, tetapi juga mulai merambah ke dunia fisik lewat robotika. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep physical AI semakin sering dibicarakan. Teknologi ini menekankan pada kemampuan sistem cerdas untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan nyata, baik di industri manufaktur, logistik, pertanian, hingga kesehatan.
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan robot adalah bagaimana menghadirkan kekuatan komputasi tinggi di perangkat yang terbatas daya. Robot tidak bisa terus-menerus bergantung pada cloud karena masalah latensi dan kestabilan koneksi. Inilah mengapa platform komputasi khusus di tepi jaringan (edge computing) menjadi semakin krusial.
__ Nvidia GeForce Now Resmi Masuk India, Cloud Gaming Semakin Luas
Performa Tinggi untuk Robot Generasi Baru
Jetson AGX Thor hadir dengan spesifikasi yang cukup mencolok. Menggunakan GPU NVIDIA Blackwell dengan memori 128 GB, modul ini mampu mencapai performa hingga 2.070 FP4 TeraFLOPS, sebuah lompatan signifikan dibandingkan pendahulunya, Jetson Orin. Peningkatannya diklaim mencapai 7,5 kali lipat dalam hal komputasi AI serta 3,5 kali lebih efisien dalam konsumsi energi.
Dengan kemampuan tersebut, Jetson AGX Thor dirancang untuk menangani multi-AI workflows, sesuatu yang sangat dibutuhkan robot masa kini. Misalnya, robot humanoid yang harus mengenali wajah, memahami bahasa, memproses sensor, sekaligus mengambil keputusan dalam waktu nyata. Hal ini juga berlaku pada aplikasi lain seperti robot pertanian, sistem logistik, hingga alat bantu operasi di bidang kesehatan.
NVIDIA menegaskan Jetson AGX Thor tidak sekadar menawarkan kekuatan mentah, tetapi juga fleksibilitas. Modul ini kompatibel dengan berbagai framework populer AI serta terintegrasi penuh dengan ekosistem perangkat lunak NVIDIA, mulai dari Isaac untuk simulasi robotika, Metropolis untuk visi komputer, hingga Holoscan untuk pemrosesan sensor real-time.
Industri Global Mulai Mengadopsi
Peluncuran Jetson AGX Thor langsung mendapat respons dari sejumlah pemain besar. Amazon Robotics, misalnya, menyebut modul ini penting untuk menghadirkan robot logistik yang lebih cerdas dan otonom. Menurut Tye Brady, Chief Technologist Amazon Robotics, tenaga komputasi dan efisiensi daya Jetson Thor bisa membantu perusahaan membangun sistem distribusi yang lebih aman dan efektif.
Dari sektor konstruksi, Caterpillar menilai keberadaan Jetson AGX Thor akan mendorong peralatan tambang dan alat berat ke level berikutnya. Joe Creed, CEO Caterpillar, mengatakan edge computing semacam ini krusial untuk menghadirkan keputusan real-time, yang berpotensi mengurangi pemborosan sekaligus meningkatkan keselamatan kerja.
Namun, tidak semua pihak langsung menganggapnya sebagai solusi tunggal. Beberapa pengamat teknologi menilai tantangan terbesar tetap ada pada integrasi di lapangan. Robot yang semakin cerdas memang menarik, tetapi penerapannya masih menghadapi hambatan biaya, regulasi, dan kepercayaan publik. Dengan harga developer kit mulai dari $3.499 (sekitar Rp57 juta), adopsi Jetson Thor kemungkinan masih akan lebih cepat terjadi di kalangan perusahaan besar ketimbang bisnis kecil.
NVIDIA Jetson AGX Thor memperlihatkan bagaimana industri komputasi berusaha mendorong AI keluar dari layar komputer menuju dunia nyata. Dengan spesifikasi tinggi, efisiensi daya, serta dukungan penuh terhadap berbagai ekosistem perangkat lunak, produk ini berpotensi mempercepat lahirnya robot generasi baru yang lebih pintar dan responsif.
Meski begitu, penerapan teknologi ini tidak lepas dari sejumlah pertanyaan. Seberapa cepat industri bisa mengintegrasikan Jetson Thor ke sistem yang sudah ada? Apakah biaya tinggi dan kebutuhan sumber daya akan menjadi penghambat? Sementara itu, isu etika serta regulasi terkait penggunaan robot otonom juga akan terus menjadi bahan perdebatan.
Yang jelas, dengan dukungan perusahaan besar seperti Amazon, Caterpillar, hingga Boston Dynamics, Jetson Thor tampaknya akan memainkan peran penting dalam transformasi dunia robotika. Jika implementasinya berjalan mulus, kita bisa segera melihat era di mana physical AI bukan lagi konsep futuristik, melainkan bagian nyata dari kehidupan sehari-hari.