Jakarta, Gizmologi – Aksaraya menjadi salah satu aplikasi yang menarik perhatian, terkhusus bagi mereka yang gemar dan tertarik dengan bahasa daerah di Indonesia. Secara singkat, Aksaraya merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan para penggunanya belajar sekaligus mengenal lebih jauh terkait Aksara Jawa.
Kita juga mengetahui bahwa memang bahasa daerah di Indonesia semakin menghadapi tantangan di tengah derasnya arus modernisasi. Salah satunya adalah aksara Jawa, yang meski kaya nilai sejarah dan budaya, kini mulai jarang dipelajari generasi muda. Banyak faktor yang memengaruhi hal ini, mulai dari kurangnya akses pembelajaran hingga minimnya platform modern yang bisa mendukung pelestarian.
Muhammad Naratama Memontifada Krismawan, founder Aksaraya, melihat peluang bahwa teknologi dapat berperan penting dalam melestarikan bahasa daerah. Menurutnya, jika akses dibuat lebih sederhana, maka masyarakat terutama anak muda akan lebih tertarik untuk mempelajarinya. Lewat Aksaraya, ia berharap ada jembatan baru antara budaya dan generasi digital.
__
Validasi Konten Melalui Komunitas dan Sekolah
Dalam proses pengembangannya, Naratama tidak berjalan sendiri. Ia menggandeng sejumlah sekolah dan komunitas budaya untuk memastikan akurasi pembelajaran yang ditawarkan Aksaraya. Setiap materi yang dimasukkan dalam aplikasi diperiksa langsung oleh guru-guru dari sanggar, sehingga kualitas dan kebenaran aksara bisa terjaga.
Selain itu, komunitas menjadi bagian penting dalam membentuk arah pengembangan aplikasi. Menurut Naratama, masukan dari mereka berfungsi sebagai penyaring agar aplikasi ini tetap relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini juga diharapkan bisa menumbuhkan rasa memiliki dari para pengguna.
Dari sisi pemasaran, Aksaraya juga memanfaatkan jaringan komunitas tersebut. Naratama menilai, pendekatan ini lebih efektif karena komunitas biasanya memiliki ikatan kuat dan bisa membantu mengenalkan aplikasi ke lebih banyak kalangan. Cara ini berbeda dengan pemasaran konvensional, karena mengandalkan kekuatan kolektif.
Harapan Dilirik Pemerintah
Meski saat ini masih berkembang secara organik, Naratama menyimpan mimpi besar. Ia berharap Aksaraya suatu hari bisa mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dukungan pemerintah, menurutnya, bisa memperluas jangkauan sekaligus memperkuat misi pelestarian bahasa daerah lewat teknologi.
Jika pemerintah bisa melihat potensi tersebut, Aksaraya berpeluang untuk menjadi salah satu contoh sinergi antara budaya dan teknologi. Apalagi, isu pelestarian bahasa daerah sudah lama menjadi perhatian dalam berbagai forum nasional maupun internasional. Aplikasi semacam ini bisa menjadi salah satu terobosan nyata.
“Jujur saya pribadi sangat ingin Aksaraya bisa dilirik pemerintah, pastinya dari Kementerian Kebudayaan. Jika hal ini terwujud, saya bisa membuka banyak peluang dan kami bisa terus melestarikan bahasa-bahasa daerah di Indonesia yang memang kita tahu sudah semakin dditinggalkan,” jelas Naratama.
Namun, tantangan juga masih terbuka. Dari sisi lain, pengamat menilai aplikasi seperti Aksaraya perlu diuji lebih jauh soal daya tariknya di masyarakat luas. Tanpa dukungan konten yang konsisten dan strategi distribusi yang tepat, aplikasi budaya kerap kesulitan untuk bertahan lama. Dengan demikian, keberlanjutan Aksaraya akan bergantung pada kombinasi inovasi, dukungan komunitas, dan kemungkinan peran pemerintah di masa depan.