Jakarta, Gizmologi – Lenovo resmi memperkenalkan jajaran produk gaming terbaru dari lini Legion di Indonesia, memperkuat posisinya dalam industri perangkat gaming nasional. Dalam peluncuran terbarunya, Lenovo tidak hanya menghadirkan laptop dan desktop dengan spesifikasi tinggi, tapi juga meluncurkan monitor, kacamata virtual, hingga software pendukung, dengan misi membentuk ekosistem gaming yang lebih menyeluruh bagi para pengguna di Tanah Air.
Lewat kampanye bertajuk “Reach Your Impossible”, Lenovo ingin menginspirasi gamer maupun kreator konten untuk meraih potensi terbaik mereka. Dengan dukungan teknologi seperti prosesor Intel Core Ultra generasi terbaru dan GPU RTX 50-Series, seluruh rangkaian produk Legion diklaim mampu menangani kebutuhan ekstrem, baik untuk bermain game kelas AAA, rendering video, hingga keperluan multitasking harian.
Namun, di tengah inovasi dan perluasan lini produk, muncul pertanyaan soal harga, segmentasi pasar, serta relevansi perangkat premium ini di tengah persaingan yang semakin ketat. Apakah seluruh ekosistem ini benar-benar relevan untuk pasar Indonesia yang semakin beragam?
__ Cara Klaim ADP Lenovo, Garansi Laptop Berdurasi 2 Tahun
Laptop Legion Pro dan Legion 5i Untuk Gamer Serius Hingga Mahasiswa
Dalam lini laptop, Lenovo menghadirkan berbagai model dengan pendekatan segmentasi yang cukup luas. Untuk gamer kompetitif, tersedia Lenovo Legion Pro 7i dan Pro 5i yang dibekali prosesor Intel Core Ultra 9 HX dan GPU hingga NVIDIA GeForce RTX 5090. Performa laptop ini didukung sistem pendingin canggih Legion ColdFront dengan teknologi Hyper Chamber, memungkinkan overclocking ekstrem dengan TDP hingga 250W.
Selain performa, sisi kenyamanan juga ditingkatkan lewat layar OLED 240Hz, keyboard RGB per tombol, serta audio dari BOSE. Hal ini membuat laptop Pro lebih ditujukan untuk pengguna profesional atau gamer yang memang membutuhkan mesin tempur kelas berat.
Sementara itu, bagi segmen mahasiswa dan gamer kasual, Lenovo menyodorkan Legion 5i dan 7i, dengan desain lebih tipis dan ringan, namun tetap membawa DNA performa gaming. Keduanya menggunakan prosesor Intel Core Ultra dan GPU hingga RTX 5070. Fitur seperti layar PureSight OLED 165Hz, baterai besar 84Whr, dan konektivitas Wi-Fi 7 menjadi nilai tambah yang tidak hanya cocok untuk gaming, tapi juga produktivitas.
Meski begitu, dengan harga mulai dari Rp24 juta hingga hampir Rp60 juta, laptop Legion memang berada di segmen premium. Persaingan di rentang harga ini cukup ketat, terutama dengan brand seperti ASUS ROG, MSI, dan Acer Predator yang juga menawarkan performa sebanding.
Monitor, Tower, dan Legion Glasses Juga Dihadirkan
Lenovo juga membawa Legion Tower 7i dan 5i ke Indonesia. Kedua desktop gaming ini ditenagai prosesor Intel Core Ultra dan GPU hingga RTX 5080 . Sistem pendingin cair dan enam kipas ARGB diklaim menjaga suhu tetap stabil, bahkan saat digunakan untuk sesi gaming berat. Salah satu keunggulannya adalah kemudahan upgrade komponen berkat desain panel kaca yang bisa dibuka tanpa alat.
Di sisi lain, monitor Legion Pro 34WD-10 dan R34W-30 menawarkan layar lengkung ultra-wide 34 inci dengan refresh rate hingga 240Hz dan resolusi WQHD. Fitur seperti TrueSplit, KVM Switch, hingga pencahayaan RGB yang terintegrasi dengan Legion Space menandakan upaya Lenovo menciptakan ekosistem yang tak hanya kuat secara teknis, tapi juga mendalam secara visual.
Paling unik mungkin adalah Legion Glasses 2, kacamata virtual seberat 65 gram yang bisa menampilkan layar Micro-OLED 126 inci secara privat. Dengan refresh rate hingga 120Hz dan tampilan 3D stereoskopik, produk ini menjanjikan pengalaman gaming yang futuristik, meskipun adopsinya di pasar masih jadi tanda tanya.
Lebih dari Sekadar Perangkat, Tapi Apakah Pasar Siap?
Untuk memperkuat ekosistem, Lenovo juga memperkenalkan software Legion Space versi terbaru. Aplikasi ini menjadi pusat kendali lintas perangkat, dengan fitur seperti Game Coach (analisis AI berbasis input pemain), Clip Master (editor otomatis konten game), dan Game Companion berupa avatar AI pendamping saat bermain.
Semua perangkat juga didukung layanan purna jual seperti Legion Ultimate Support 3 tahun, dan proteksi kerusakan tak disengaja. Ini tentu menjadi nilai tambah, terutama bagi gamer yang menginginkan jaminan performa dan servis jangka panjang.
Namun, dengan total harga produk yang relatif tinggi mulai dari laptop Rp24 juta, desktop di atas Rp47 juta, hingga monitor Rp17 juta dan kacamata virtual hampir Rp7 juta pertanyaannya adalah: apakah gamer Indonesia siap dan mampu mengadopsi seluruh ekosistem ini?
Lenovo memang membuktikan konsistensinya dalam membangun lini gaming terintegrasi. Tapi di tengah meningkatnya minat pasar terhadap gaming budget dan handheld console, akan menarik melihat bagaimana strategi Legion ini berkembang, apakah benar-benar bisa “membantu gamer Indonesia meraih yang mustahil”, atau justru perlu penyesuaian lebih lanjut.