**Jakarta, ** ChatGPT jadi produk OpenAI paling penting saat ini. Eksistensinya di antara layanan chatbot AI lain termasuk dalam jajaran atas dan paling populer. Tidak mengherankan apabila kemudian OpenAI melihat peluang adanya pemasukan tambahan dari aplikasi chatbot andalannya itu.
Head of ChatGPT, Nick Turley mengungkapkannya dalam interview yang dikutip dari The Verge. Bahwa platform tersebut masuk ke dalam pembahasan untuk digunakan sebagai penghasil uang yang lebih banyak di masa depan. Meski di sisi lain, memasukkan dalam aplikasi tersebut belum jadi pilihan saat ini.
“Kami akan membangun produk lain, dan produk tersebut punya dimensi berbeda, dan mungkin ChatGPT bukan produk yang bisa dimasuki karena punya tanggung jawab pada tujuan Anda (pengguna, -red),” ujar Nick.
Platform chatbot berbasis AI tersebut hanya akan menjadi opsi bagi OpenAI dalam mengeruk uang dari . Sambil Nick tetap mendorong bahwa pilihan berlangganan ChatGPT merupakan langkah tepat karena begitu luar biasanya model yang ditawarkan. Juga kenyataan bahwa platform tersebut punya pertumbuhan cepat dengan banyak peluang penggunaan yang belum dioptimalkan.
** Cara Langganan ChatGPT Plus Gratis 3 Bulan Pakai ShopeeVIP**
ChatGPT Mendorong Pengguna untuk Berlangganan
Nick Turley, Head of ChatGPT, melihat peluang pada pengguna gratisan.
Peluang memasukan dalam layanan chatbot milik OpenAI tetap dijajaki. Sam Altman pun melihat peluang itu bisa saja terjadi, yakni menyatukan ke dalam platform chatbot andalan perusahaan. Hanya saja itu menghadirkan sebuah perasaan yang tidak nyaman. Seandainya itu terjadi, maka bisa dipastikan akan menjadi sebuah pilihan terakhir ketika tidak ada opsi lain.
Angka pengguna dan pelanggan ChatGPT saat ini pun terhitung cukup besar. Dengan total 700 juta pengguna di seluruh dunia, dengan 20 juta di antaranya merupakan pelanggan berbayar. Masih ada ceruk pasar yang sangat besar untuk didorong menjadi pelanggan bulanan.
Tidak mengherankan apabila kemudian OpenAI menargetkan revenue USD12,7 juta di tahun 2025 hanya dari layanan berlangganan. Meningkat jauh dari revenue tahun 2024 lalu yang mencapai USD3,7 juta saja. Bersamaan dengan itu, perusahaan sebenarnya juga masih terus “bakar duit” untuk memperkenalkan beragam layanan berbasis AI miliknya.
“Saya sebenarnya tidak melihat fakta bahwa sebagian besar pengguna gratisan itu sebagai sebuah beban. Saya justru berpikir bahwa itulah peluang yang dapat kami bangun untuk memberikan tawaran berbeda sehingga mereka rela untuk membayar,” yakin Turley.
OpenAI biasanya memberikan layanan gratis untuk model baru selama beberapa waktu atau dengan koin AI terbatas. Apabila pengguna merasa bahwa layanan itu memberi dampak positif, maka membayar layanan versi lanjutan bisa jadi pilihan logis.